Nabi saw.
Bersabda: " Sesungguhnya seringan-ringannya siksa ahli neraka, yaitu
orang yang dikenakan pada dirinya sepasang sandal (batu) dari api. Maka
otaknya mendidih sebab dari sepasang sandal (batu itu), seperti
mendidihnya air dalam panci dan "semua tetangganya mendengarnya", gigi
gerahamnya menjadi bara api dan kedua bibirnya menjadi bara api, kobaran
api keluar dari dalam perut dan kedua telapak kakinya. Sedang dia
benar-benar mengetahui (meyakini) bahwa dirinyalah yang paling pedih
siksanya diantara ahli neraka yang lain. Padahal itu adalah
seringan-ringannya siksa bagi ahli neraka". ( Bukhari dan muslim )
Itu adalah
siksa yang PALING RINGAN! Kepedihannya sudah tentu terlalu meyakitkan.
Masih lagi ditambah bahwa ia berpikir itu siksa paling pedih! padahal
kenyataan justru sebaliknya! Sehingga tiap-tiap penghuni neraka
sepertinya merasa sangat sangat sakit dan paling perih azabnya.
Murka Allah
tidak sampai di situ saja! Sabda Rasul bahwa “Tiap-tiap penghuni neraka
mempunyai 70 KULIT, dari kulit yang satu ke kulit yang lain terdapat 7
LAPIS dari api neraka”. Dalam riwayat Muslim disebutkan bahwa “ketebalan
kulitnya sejarak 3 hari perjalanan”. Artinya, begitu lebar dan banyak
lapisan kulitnya menjadikan siksa semakin terasa mematikan. Firman Allah
dalam Q.S. Thaahaa: 74 dan juga sabda Rasul bahwa ia hilang akal, tidak
mati (mereka ingin mati tapi tidak bisa), tidak pula hidup.
Sangat
pedih, murka Allah pun tidak sampai di situ saja. Setiap 70 KULIT itu
luluh, akan diganti dengan 70 KULIT yang akan terus disiksa. “... Setiap
kali kulit mereka hangus, KAMI GANTI kulit mereka dengan kulit yang
lain, supaya mereka (benar-benar) merasakan AZAB ...” (Q.S. An-Nisaa’:
56). Itu namanya ‘siksa yang berlipat-lipat’.
Hanya ada
teriakan, rintihan, jeritan, dan tangisan sangat keras. Dan setiap kali
meminta diringankan azab karena terlalu pedihnya, justru semakin
DITAMBAHKAN LAGI siksa dan azabnya.
“Karena itu rasakanlah! Dan Kami sekali-kali tidak akan MENAMBAH kepada kamu selain daripada azab.” (Q.S. An Naba: 30)
Syaikh Mahir
Ahmad Ash Shuufiy dalam bukunya An-Naaru Ahwaaluhaa Wa 'Adzaabuhaa
(buku terjemahan: ‘Misteri Kedahsyatan Neraka’) menyatakan bahwa firman
Allah tersebut, maksudnya, bahwa siksa neraka senantiasa ditambahkan,
tidak pernah berhenti dan tidak pernah dikurangi. Para ahli tafsir
berkata, "Di dalam Al-Quran TIDAK ada bagi penduduk neraka, AYAT YANG
LEBIH PEDIH dari ayat ini. Setiap meminta pertolongan dari satu jenis
siksaan, mereka ditolong dengan siksaan lain yang lebih pedih dari
sebelumnya." (Tafsir Al-Qurthubi)
Selain siksa, nyala Jahannam pun ditambahkan lagi: “Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.”(Q.S. Al isra: 97)
Sehingga
berakhir pada suatu kesimpulan bahwa siksa Allah adalah SIKSA DI ATAS
SIKSA; siksa yang berlipat-lipat! Yang masih DILIPATGANDAKAN 70 KALI,
dan ini berlangsung terus-menerus (bisa berabad-abad sampai jutaan
tahun) sampai seseorang ‘diangkat’ dan dimasukkan ke surga (jika ia
orang ‘beriman’ TETAPI terlampau banyak dosanya; untuk melebur dosanya
itu). Inilah SIKSA PALING RINGAN! Lalu bagaimana dengan siksa yang lebih
berat? (dalam 1 tingkatan neraka), dan akan SEPARAH APA LAGI jika
tingkatan nerakanya semakin bawah (untuk orang kafir)?
Penggalan sebuah hadits dari Anas bin Malik: “Api neraka itu ada 7 pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.'
Nabi saw.
bertanya: 'Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?' Jawab
Malaikat Jibril: 'Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah
dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70.000 TAHUN, tiap
pintu lebih panas dari yang lain 70 KALILIPAT.' (yang lebih bawah lebih
panas)”
“… Sesungguhnya azab tuhanmu adalah sangat dahsyatnya.” (al-buruj 12)
“… Lalu allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras.” (al-haqqah 10)
“... Dan ketahuilah bahwa allah sangat keras siksaan-nya.” (al-baqarah 196)
Kalau hanya
dibaca sekilas memang terkesan tidak menakutkan, dan terkesan semua
hanya dongeng belaka, namun bila Ancaman Allah ini dihayati dengan Iman
yang sungguh-sungguh, pasti kita tak akan lagi sanggup tertawa,
sebagaimana Malaikat Jibril dan Mikail yang tidak pernah tertawa lagi
setelah melihat neraka.
Ancaman
Allahu Rabbi tersebut adalah benar adanya, namun ternyata tidak semua
manusia mengimaninya dengan sungguh-sungguh, seperti Firman Allah yang
berbunyi:
Dan
sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan
tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik ( QS
Al-Baqarah:99 )
hanya
orang-orang berimanlah yang memperhatikan betul-betul pesan-pesan Allah
itu, dan Kuatkah kita menanggung siksa-Nya? … Segala puji bagi Allah
yang telah memberikan peringatan yang dapat kita baca dan kita dengar,
agar kita bisa mengusahakan hidup yang lebih baik hingga terhindar dari
Azab-Nya. Semoga Allah ta’ala meridhoi kita dengan rahmad kenikmatan
ampunan untuk kebaikan akhirat. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar